Sabtu, 14 Februari 2009

Karya Yuyun "Bersama"

Kunang-kunang bercahaya temaram, menemani nadir
Terlihat sebuah hati yang mati terkapar
Berbisik relung mengharap segara

Kemudian datanglah sepercik air surga, dari senyum penyemangat
Yang menghidupkan hati yang mati terkapar
Yang mendoa agar takdir tak sedingin yang lalu
Yang menjaga agar jiwa tetap bertahan
Yang menghajar bahwa semua adalah hadiah

Air mata jadi stabilo penanda
Penat dan pekat berangsur sirna
Hati yang tadi mati,
mulai menyemangati nadi, jantung dan otak yang kosong untuk kembali bersyukur
Bahwa diri ini tidak sendiri

Karya Vina Ivana "TO:gaza to night"

apa arti dari kata sebuah dunia?
orang bilang kalau hidup
di dunia ini hanya sementara atau sama dengan pengalaman
paling pahit adalah di dunia......
ada orang yg menganggap bahwa dunia adalah surga?
dan ada juga neraka.
ya Allah betapa hamba iklasnya hati ini
betul menghadapi semua yg terjadi...
aku teguh kan dari pahitnya dari dunia ini,
semoga kau mendengar jeritan hati ku ini
yg ingn sedang mencari ke damain dan keteretaman di masa yg akan
datang ... semoga gejala konflik-konflik yang terjadi tak membuat ku
sakit hatiii ...
TO:gaza to night

Minggu, 08 Februari 2009

Karya Yuyun "Salah Arti"

Di saat teja mulai muncul
Setelah itu dewi malam menemani senyapku
Cecah tersentuh hatiku akan dirimu
Ku yakin kau kan jadi cinderamata hatiku

Tapi kemudian timbul fikir di dalam otakku
Ku ingin menggapai fatamorganamu
Namun kini hatiku telah terungkat badai
Haus membutuhkan segara

Kawi beradu seni dengan jari jemari pianis
Ku di sini termenung sasar
Ku menyukaimu sampai sangat nanar
Ku tak mau kau salah arti

Sikap ingin sekali berperi
Tapi apalah yang mesti ku lakukan
Hanya bisa termangu di bawah cahaya dewi malam
Ditemani syair hangat sang kawi
Yang diiringi alunan lembut piano dari jari jemari sang pianis

Minggu, 01 Februari 2009

Karya Yuyun "Mutia"

Satu sosok rupa muncul dibenak
Semula biasa, tak begitu seberapa
Kala terjamah lukisan fatamorgana
Bermain dengan berbagai juta rasa hati

Goresan satu titik surya hempaskan khayal
Kala itu nadi sedikit berdetak
Aliran darah tak sebiasa
Pesona satu rupa, memulai lagi khayal

Senja di kaki langit mulai beradu dengan lazuardi
Aduhai mutia kecilku, kau hampir jadi kandilku
Tapi apa daya patik hanya papa
Ku hanya ingin bercerita pada sang kawi

Kala teja hampir muncul, tembang kami hanya sedikit bergetar
Yojana hanya lepaskan pandang
Tapi hati begitu dekat
Sukma menginginkan

Aduhai mutia sinau-seminau
Butakan mata, hilangkan nyata
Bisakah ku menjamah, kau yang tak mungkin terjamah