Sabtu, 07 Maret 2009

Karya Yuyun "Andai Dia Tahu"

Dia tidak pernah mengetahui

Di otak ku sebenarnya selalu ada dia

Sikap, wajah, sifat, tak berubah selama aku mencintainya

Sayang dia telah termiliki

Dia tidak pernah mengetahui

Bahwa hati ini sudah lama miliknya

Hanya sifat pengecut, munafik, ketika ku bersamanya

Dia menyangka ku tak punya kekasih

Dia tidak pernah tahu bahwa aku menantinya

Ku tak ingin dia tahu, tapi ku berharap andai dia tahu

Karya Yuyun "Bersama"

Kunga-kunang bercahaya temaram menerangi nadir

Terlihat sebuah hati yg mati terkapar

Berbisik relung mengharap segara

Kemudian datanglah sepercik air surga, dari senyum sang penyemangat

Yg menghidupkan hati yg terkapar

Yg mengajarkan bahwa semua adalah hadiah

Air mata jadi stabilo penanda

Penat dan pekat berangsur sirna

Hati yg tadi mati, mulai menyemangi nadi, jantung, dan otak yg kosong

Untuk kembali bersyukur bahwa di dunia ini tidak sendiri

Karya Yuyun "Nanar"

Di saat teja mulai muncul

Setelah itu dewi malam menemani senyap ku

Cecah tersentuh hatiku akan diri mu

Ku yakin kau kan jadi cenderamata hati ku

Tapi kemudian timbul fikir di dalam otakku

Ku ingin menggapai fatamorgana mu

Namun kini hatiku tlah terungkat badai

Haus membutuhkan segara

Kawi beradu seni dengan jari jemari ku

Ku di sini termenung sasar

Ku menyukai mu sampai sangat nanar

Sikap ingin sekali berperi

Namun ku hanya bisa termangu di bawah cahaya dewi mlm

Ditemani syair hangat sang kawi

Yang diiringi alunan lembut piano dari jari jemari

Karya Yuyun "Aneh"

Mulai dengan secarik kertas

Mulai dada bergetar karena jantung berdegup kencang

Rindu mulai merasuk kegalauan malam

Titik terang menyorotinya


Entah dengan siapa kau sekarang

Entah kau tertidur atau terdiam

Entah kau merasa atau tidak


Kepeluk semua resah

Ku kumpulkan seberkas kenangan

Kuteringat cinta ku tertegun sementara


Lari jauh bertambah jauh

Balik kembali bertambah dekat

Tak seberapa pilu

Semua terjadi karena ku rindu kau dengan masa lalu

Karya Yuyun "Berhenti Berdetak"

Ketika lazuardi mulai menampakkan sang fajar

Di kaki langitlah bayangmu datang

Kala sang kawi mulai merangkai kata

Kau cukup jadi kandil pelita harap


Aku takkan leka dengan diri mu

Aku terus mengejar bayang mu

Ketika itu hati mulai berbisik

Telah kuselami mimpi mu, tapi belum ke hatimu


Mungkin aku hanya sekejap menatap mu

Tapi dalam cintaku tidaklah begitu


Pujaanku

Izinku memasuki ruang hati mu

Dan izinkan ku juga

Untuk menunggumu sampai nadi berhenti berdetak

Karya Yuyun "Masih Adakah Cinta?"

Gelap memang sungguh gelap

Hidup hitam berjelaga

Tak ada yg abadi di hati

Semua hanya seperti tai


Ku lalui semua tanpa dia

Ku ingin dia, tapi dia tak menginginkan

Ku ingin menjamah relung hatinya

Tapi apa daya semua terbuang percuma

Tuhan kau boleh menganugrahkan cinta

Tapi tuhan bolehkah ku memohon?

Buatlah orang yang ku cintai mencintaku


Aku lelah, diri terombang-ambing

Ku mulai tak percaya masih adakah cinta?

Andai masih ada cinta

Cinta, tolong cintai orang yang kucintai

Cinta lindungi orang yang kucintai

Cinta, aku percaya cinta

Cinta, ikhlaskanlah cinta untuk orang yg ku cintai

Karya Yuyun "Aku Cinta Kamu"

Ketika ku terhanyut dalam bayang semu

Ketika ku mengharapkan cinta

Dari situlah aku mulai menata kata-kata


Ku tata huruf demi huruf

Kutemukan satu kata indah yaitu cinta

Ku tata kembali huruf yg lain

Dan kutemukan satu nama yaitu kamu


Betapa ku menyanjungi dirimu

Kau yang menyulutkan rindu

Kau yang membuat hati risau

Kau buat aku berharap cinta


Setelah semua tersusun, lalu ku temukan satu bait kalimat

Aku cinta kamu

Karya Yuyun "Persahabatan"

Bulan menutupi dirinya di balik awan

Bintang mulai merayunya untuk menampakkan rupa

Di bawah pijaran sinaran rembulan dan bintang

Kita terus melantukan syair ceria


Andaikan ku mulai hilang arah

Cobalah kau membimbing ku ke tempat yg ku tuju

Andaikan ku mulai terjatuh

Cobalah kau tuk menopang ku

Andaikan ku mulai rapuh

Cobalah kau tuk menuntun ku

Andaikan ku mulai terbang jauh meninggalkan mu

Cobalah kau tuk mengikatku agar ku tak lari meninggalkan mu


Sahabat, malam ini rembulan disekawanan awan

Menampakkan kecemburuannya terhadap kita

Ya Tuhan, abadikanlah tali merah persahabatan ini

Walaupun terbentang jarak dan waktu

Karya Yuyun "Izinkan Aku"

Suara piano menghempaskan kesunyian

Malam yang berisikan lamunan

Aku mulai mencoba bercermin diri

Untuk mengetahui apakah pantas perasaan ini tuk ku mliki


Aku teriak menatap perasaan ku yang dalam pada mu


Izinkan ku memikirkanmu

Walau ku tahu kau tak sebegitu

Izinkan ku memimpikan mu

Walau ku tahu kau tak pernah berkhayal tentang ku

Izinkan ku mengenang mu

Walau ku tahu, aku tak pernah masuk dalam kosongnya otak mu

Izinkan aku memendam perasaan ini

Izinkan ku merahasiakan diri

Walau akhir terbuka jelas


Sekali cukup sekali

Izinkan ku mencintaimu

Walau ku tahu kau tak pernah memiliki perasaan itu

Karya Yuyun "Cinta Lebay"

Malam ku terlelap

Dengan berbantalkan rindu yang mendalam

Dalam rindu dan tirai malam aku terus menelaah

Satu kata sakti yaitu cinta


Cinta yang membuat genanangan air mata

Cinta yang membuat kertas sepi menjadi ramai dengan goresan tinta

Cinta yang membuat surat ku menjadi berkala

Cinta yang membuat jerami seperti permadani

Cinta yang membuat berubah arah mata angin

Cinta yang menjadikan sebuah penantian menjadi kebiasaan yang tak kunjung padam

Cinta yang membuat sepatu butut menjadi sepatu kaca yang mewah

Cinta yang membuat nadir menjadi cahaya terang

Penantian cinta membuat yang dinanti menjadi angkuh

Cinta itu yang membuat ku teringatnya

Cinta yang membuat orang bercermin lebih dalam


Tak bisa di pungkiri cinta itu begitu sakti

Tapi cinta adalah cinta itu sendiri

Dalam kepingan hati yang masih tersisa

Aku dan angin menyimpulkan jawab

Bahwa

Cinta itu lebay

Karya Yuyun "Kiamat Hati"

Memandang hidup tak berarti

Hidup khalayaknya berjelaga

Awan gelap menutupi segalanya

Mati hari

Mati hati

Mati jiwa

Tak ada yang tenang, tak ada yang hebat

Ayah meningggalkan yang lima dan hilang iman

Menghmpiri sang bunga pujaan lain kemudian

Hati bunda gusar karena ayah berubah kurang ajar

Bunda tersenyum dengan penuh gusar

Semua serba tambah fana tanpa asa

Asa menghilang lari terbang

Mati hari

Mati hati

Mati jiwa

Mati iman

Selaras sudah hidup ini dengan kiamat hati

Hingga tak mampu menahan diri

Semua beda dari khayal

Tak ada yang indah hanya pahit yang mampu di rasa

Karya Yuyun "Menyadari"

Satu raut wajah tanpa gambaran kata

Masuk menelusup ke dalam pintu takdir

Ciptakan sebuah relief fatamorgana

Kembalikan keyakinan cinta yang telah sirna

Sebuah titik nadir perbedaan semakin terlihat jelas

Dengan apa mata ku dapat terpejam

Dengan kemunafikankah?

Sikapnya membuat ku sukar memunafikannya

Semoga takdir menampar pipi ku dan dia

Karya Yuyun "Dia"

Dia kulihat dia

Dia seperti kumengenalnya

Dia inginku menggapainya

Dia yang berada dibalik indah teja

Dia yang muncul sesaat, merangkul hangat seperti sinar fajar

Dia yang tak pernah ada dan tak mungkin ada

Dia memang dapat membutakan mata

Karya Yuyun "Kerinduan Si Sulung"

Seulas senyum dari bibir manis

Secercah sinar dari kandil-kandil penyemangat

Sebuah impian dari genggaman tangan harapan

Sejauh kaki melangkah untuk sebuah keyakinan

Canda sekejap hilang sedih selamanya



Merdu syair gempita mereka lantunkan

Indah sepucuk doa mereka panjatkan

Ku ingin bersama mereka meniti benang raja

Ayah dan ibu adalah polaris nyata



Aku si sulung merindukan si bungsu dan yang lain

Hangat tawa dan dan penat diri kita jalani bersama

Jasad terpisah tapi jiwa sepayung dalam cinta

Ku rindu tamparan tanganmu dan ku ingin melihat senyuman mu

Karya Yuyun "Insyaallah"

Kemarin aku merasakan desir denyut nadi yang mengisyaratkan cinta

Tapi ku pendam sampai tiba suatu saat ku dapat ungkap rasa tanpa bimbang

Perlahan ku mulai mencoba memahami rasa yang ku rasa untuk mu

Sampai tiba saat mentari memancarkan sinar di azure cerah

Ku tunjukkan isyarat cinta untuk mu, tanpa ku ungkapkan rasa

Ku ingin menjadi cahaya terang di mata mu

Ku ingin memintal pelangi dengan berjuta asa bersama mu

Ku ingin menjadi sang surya yang akan membuat mu terjaga dalam dinginnya takdir

Tapi ku hanya bisa berkata Insyaallah ku akan menjadi inginku untuk mu

Karena ku sadar

Ku hanya makhluk yang papa tanpa sempurna

Karya Yuyun "Maaf Aku Harus Pergi"

Maaf aku harus pergi, membawa hati yang sudah lama tercaci

Mengungkap rasa tapi kau tak pernah mengerti

mencabik diri hingga tertatih

Mungkin terlalu lama aku menghitung hari dengan jari jemari

Biarkanlah aku pergi, membawa rasa ini hingga mati

Merasakan perih yang mungkin takkan terobati

Memberikan senyum sunyi untuk mu yang telah termiliki

Maaf aku harus pergi dan biarkanlah aku pergi

Mungkin hari ini atau nanti aku akan mengikhlaskan hati dan perasaan ini

Karya Yuyun "Sang Pemuas Nafsu"

Bermimpi menjadi bidadari langit yang menghiasi pelangi

Tercapai tapi hanya bidadari yang hidup di kolong langit

Pesona paras, bibir yang merayu, tubuh yang pasrah membisu

Menjadikannya sang pemuas nafsu

Kebrengsekan mungkin sering terdengar di telinga

Persetan dengan semua

Kekejaman langit terus mengikis bumi

Hatinya terus meronta, langkahnya yang semakin gontai

Trus mencoba membiarkan caci maki untuk mencari sesuap nasi

Hanya itu yang mampu dia jalani untuk melanjutkan mimpi yang sepi