Kunga-kunang bercahaya temaram menerangi nadir
Terlihat sebuah hati yg mati terkapar
Berbisik relung mengharap segara
Kemudian datanglah sepercik air surga, dari senyum sang penyemangat
Yg menghidupkan hati yg terkapar
Yg mengajarkan bahwa semua adalah hadiah
Air mata jadi stabilo penanda
Penat dan pekat berangsur sirna
Hati yg tadi mati, mulai menyemangi nadi, jantung, dan otak yg kosong
Untuk kembali bersyukur bahwa di dunia ini tidak sendiri
Sabtu, 07 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar