Memandang hidup tak berarti
Hidup khalayaknya berjelaga
Awan gelap menutupi segalanya
Mati hari
Mati hati
Mati jiwa
Tak ada yang tenang, tak ada yang hebat
Ayah meningggalkan yang lima dan hilang iman
Menghmpiri sang bunga pujaan lain kemudian
Hati bunda gusar karena ayah berubah kurang ajar
Bunda tersenyum dengan penuh gusar
Semua serba tambah fana tanpa asa
Asa menghilang lari terbang
Mati hari
Mati hati
Mati jiwa
Mati iman
Selaras sudah hidup ini dengan kiamat hati
Hingga tak mampu menahan diri
Semua beda dari khayal
Tak ada yang indah hanya pahit yang mampu di rasa
Sabtu, 07 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar